BP #1 : Buku Pertamaku
"Berazzam itu gampang. Menjaga kkomitmen agar janji itu tetap terjaga yang gak mudah!" kata Deniz Dinamis.
Saat-saat luang kadang kusempatkan untuk menikmati hobiku, yaitu baca kisah (novel, cerpen, biografi, catatan perjalanan) dan nonton film. Tulisan-tulisan yang berisi kisah-kisah selalu menyihirku dan membuat tak dapat menahan diri untuk tak melahapnya dengan rakus. Menurutku buku menarik itu berawal dari kesan pertama. Aku sering terkesan dengan buku dengan sampul gloves dipadu dengan kertas buram ringan berwarna putih sedikit kekuningan. Entah kalangan penerbit menyebutnya kertas jenis apa. 'Kesan pertama begitu, menggoda. Setelah itu terserah Anda!' Aku pernah mendengar sebuah iklan parfum begitu.
Buku-buku tebal dan
film-film keren selalu menimbulkan rasa kekaguman dalam diri. Bagaimana mungkin
sebuah otak kecil yang beratnya hanya 2
ons, tapi bisa menghasilkan kata dan gambar seluar-biasa ini. Decak kagum pun
berlontaran dari bibir tebalku. Kebiasaanku mencicipi segala macam jenis buku
dan film mengubahku jadi seorang pengkhayal dan pengembara. Misalnya film " Lost In To The Wild"
menggiringku untuk bermimpi bisa berkeliling Nusantara bahkan dunia seperti
sang tokoh Alex Supertramp yang mengelilingi Amerika hanya bermodal fisik dan
keberanian. Film ini sangat mirip dengan "Balada Si Roy" nya Mas Gol
A Gong (kabarnya 2013 akan difilmkan, tapi belum tahu kapan dilaunching
perdananya). Balada Si Roy juga
mendesak-desak pikiranku agar suatu hari nanti akan menggenapkan diri dengan backpaker-an keliling Indonesia. Menurut Gol A
Gong seorang pengarang harus menulis ceritanya sendiri dan itu bisa dilakukan
dengan bepergian.
Sejak berkenalan
intens dengan baca-tulis awal tahun 2000-an, aku selalu saja tak puas setelah
selesai membaca buku tertentu. Aku selalu gemas dengan pendapat ini itu dari
sang penulis yang kadang aku tak sependapat. Aku selalu punya opini sendiri
tentang segala sesuatu, tak hanya manggut-manggut mengikuti pikiran orang lain.
Tentu saja manusia akan dikelilingi lingkaran kesalahan, jadi tak ada kebeneran
mutlak dari pendapat manusia.
Tahun 2013 menurutku
mungkin akan menjadi tahun kebangkitan terpenting dalam sejarah kehidupan
seorang M. Adi Mubarok. Aku memiliki kebiasaan menuliskan apa saja yang
kuimpikan ditembok kamarku. Saat ini ada 64 keinginan yang belum tercapai.
Salah satunya adalah menerbitkan buku pertamaku. Bagiku tahun ini adalah
resolusi. Sempat menengok akun fesbuk Mas Jonru, dan disana tercantum sebuah
gambar dengan tag iklan sangat bermakna bagiku : Resolusiku
2013 : Menerbitkan Satu Buku Karyaku Sendiri. Duh, sangat mengharukan
mengingat betapa aku harus terseok-seok dan berdarah-darah untuk menerbitkan
buku perdanaku. Dua naskah yang kusiapkan raib hilang entah kemana saat memindahkan data. Dan mau tak mau aku
harus memulainya dari awal. Menulis di notebook memang sangat memudahkanku
untuk mengetik, mengedit, dan menyimpan. Akan tetapi juga mudah juga hilang dan
lenyap hanya lantaran virus, salah pencet, ataupun notebook rusak.
Senyumku sumringah
ketika berjalan-jalan di toko buku dan melihat buku tebal dengan judul dan
cover menarik. Dorongan untuk membawa pulang buku itu begitu besar. Aku
senantiasa bermimpi : "Kapan ya aku bisa
menulis buk u tebal seperti ini? Dibaca, diresapi, dikomentari,
dihargai, diapresiasi, dielu-elukan, dimintai tanda tangan dan foto oleh banyak
pembaca. Juga dapat penghasilan, menjadi pembicara di nasional, masuk media
massa.
Aku jadi teringat
dengan omongan Mas Deniz Dinamis bahwa ber-azzam
(berjanji) itu gampang. Namun yang tak mudah adalah menjaganya.
Kata-kata itu terngiang-ngiang ditelinga merasuk dalam dada. Mas Denis,.....
Betapa istiqomah itu yang tak mudah.
Mudah sekali memimpikan sesuatu lalu menuliskannya. Dan PR selanjutnya
adalah bagaimana men-tabulasi mimpi tersebut menjadi target-target kecil
sederhana yang bisa dicapai dalam bingkau skedul yang rapi.
Mari kawan-kawan
kita duduk sejenak untuk sekadar menghela nafas dari kesibukan dan rutinitas
harian kita yang tak ada habisnya. Bagi para pembelajar, waktu istirahatnya
adalah waktu yang tepat untukberpikir dan mengevaluais kerja-kerja atau
produksinya. Apakah semua yang kita jalani selama ini suda hseperti apa yang
kita impikan. Apakah kita benar-benar menjalani keseharian kita sesuai dengan
apa yang kita senangi.
Di tahun ini,
gerangan resolusi apa yang kita kejar?? Apa yang membuat kita begitu bergairah
sehingga mau mengorbankan banyak hal? Apakah kita akan terjebak dengan
rutinitas sampai tua lalu mati dan tak berani mengejar mimpi dan azzam kita? Kupikir kita pantas mendapatkan
lebih dari apa yang bisa kita capai, yaitu mengejar mimpi-mimpi kita.
Setelah kehilangan
naskah-naskahku, bahkan jurnal pribadiku selama 5 tahun terakhir ini, masihkah
aku memiliki energi untuk mengejar mimpiku menjadi penulis yang diterbitkan dan
diakui khalayak banyak? Ataukah justru kehilangan ini akan memicu semangatku
untuk menulis hal-hal baru dalam lembaran kehidupanku ini...
Mohon doanya kawan-kawan sekalian...
M. Adi Mubarok
Mohon doanya kawan-kawan sekalian...
M. Adi Mubarok
0 komentar: